Nah.. Back! maap lama.. hehehe.. kita langsung lanjut ya.. :D
Menentukan pasangan : cinta dan cocok. Tidak bisa hanya cinta saja. Apakah cocok? Pikirkan juga, ke depan apakah banyak halangan? Ingat, perbedaan sekecil apapun bila diselami selama berpuluh-puluh tahun juga akan menjadi sangat berat. Mengangkat gelas berisi air yang hanya separuh penuh pun bisa saja membuat kita capek apabila diangkat selama 10 menit terus menerus, apalagi beban perbedaan yang harus ditanggung seumur hidup.
Bisakah kita tetap bertahan walaupun kita berbeda? BISA. NAmUN, kualitas pernikahan seperti apa yang kita harapkan? Apakah pernikahan yang damai? yang penuh konflik? yang selalu mengalah? yang berimbang? Semua itu bukan tidak mungkin terjadi, terutama karena kita adalah manusia yang mempunyai akal budi dan pengertian.
Lalu bagaimana caranya agar tidak salah pilih??
Hikmat.Tuhan memberi kita akal budi supaya kita bisa memilih dan memikirkan. Apakah ak bisa merasa damai? apakah aku bisa mengerti dia? Akankah kami berbahagia? bagaimana sisi negatifnya? bagaimana apabila terjadi konflik?
JANGAN TAKUT untuk meminta. Jika merasa tidak sanggup hidup miskin, misalnya, tidaklah salah untuk MEMINTA (bukan MEMAKSA). Mintalah pada Tuhan, niscaya Dia akan memberi yang terbaik sesuai dengan apa yang kau ingini. Tuhan bukanlah Tuhan yang tidak mengerti keinginan anak2Nya.
Selalu melihat ke semua aspek. Tidak baik hanya mendengar dari 1 sisi, dan itu juga berlaku dalam memilih pasangan. Jangan sampai kita dibutakan dan mempercayai dia 100% sebelum kita menikah. Ketahui sikap dia ke orang tua, ke teman-teman, ke mantan, ke semua. Ketahui segala tentang dia, jangan takut (tapi jangan memaksa juga). Apabila sudah serius ingin menikah, pasangan layak diberitahu segala yang ada. Bila belum siap jujur jangan dulu berhubungan, karena hubungan yang tidak didasari kepercayaan (dengan demikian, mencakup kejujuran) adalah hubungan palsu.
Untuk Pria :
Menjadi Pria harus bisa works the talk. Apa yang dia katakan dan janjikan pada pihak wanitanya? bisakah dia mewujudkan semua itu? Jika dahulu dia berjanji untuk menyayangi dirimu, lalu dia ingkar, maka dia bukanlah pria yang layak untukmu. Bahkan, dia belum layak untuk menyayangi orang.
Untuk Wanita :
Jangan mau mengalah demi penerus hubungan!!! Banyak sekali wanita-wanita yang terjerumus dan terjebak pada situasi ini, dimana untuk mempertahankan hubungan mereka memilih untuk disakiti daripada meninggalkan pihak prianya. Sadarlah, apabila kita disakiti, maka kita mengijinkan mereka untuk terus menyakiti kita, dan dengan kata lain, kita menyia-nyiakan apa yang Tuhan titipkan pada kita. Tuhan tidak menyetujui kita disiksa untuk hal yang sepele, terutama karena hal ingin mempertahankan hubungan. Hubungan tidak boleh berat sebelah. Apabila kita masih merasa sayang dan takut kehilangan, camkan hal ini "Tuhan sedang menyediakan yang lebih baik untuk kita, karena itu dia ingin kita melepaskan yang menyakiti kita." dan kalau ada kata-kata "tapi aku mau yang ini, walaupun dia tidak sempurna, dia bukan yang terbaik." dkk dll, ketahuilah, walaupun itu juga cinta, tapi itu menyakiti Tuhan karena kita tidak mempercayai pilihan Tuhan, dan malah memaksakan kehendak kita sendiri, dan berlaku egois. Lebih jauh lagi, hal tersebut sudah menunjukkan KETERIKATAN.. Ingat bahwa Tuhan membenci keterikatan pada APAPUN, termasuk pada pasangan kita. Bukan tidak boleh setia, tapi tidak boleh menuhankan pasangan. 2 hal yang berbeda antara setia dan menyembah.
Tidak ada alasan yang bisa melegalkan disakiti. Kebanyakan wanita merasa "namanya pacaran ya gini ini.. banyak sakitnya, ya sudah, harus bisa ngalah dkk dll.." TIDAK. Lebih baik single daripada berada bersama pasangan yang salah (tambahan dari pribadi : lebih baik gonta-ganti pacar daripada stuck dengan 1 yang salah dan berusaha mempertahankannya karena takut akan kata-kata orang. Screw them!)
Ingat! Cinta adalah MEMBERI. Siapkah kita memberikan dan menjalani living hell seperti ini seumur hidup kita? Sementara bila kita meninggalkan pasangan yang menyakiti kita, Tuhan akan memberi kita yang lebih baik dari dia. Dan HATI-HATI saat menerima. Jangan karena kenangan masa lalu, sungkan, teman, grogi, kaget, atau alasan aneh-aneh lainnya lalu menerima pihak pria. Lebih baik menolak dan sakit hanya 1-2 minggu daripada jadian dan akhirnya lebih sakit hati lagi karena kita pada akhirnya tidak bisa memberi cinta seperti yang diharapkan.
Apa Tujuan pacaranmu? Apakah hanya untuk kesenangan sesaat? ataukah untuk masa depan? Serius? Pikirkan matang-matang. Jadikan Tuhan kekasih utama mu. Kasihilah dia sebagai yang terutama, niscaya Tuhan akan memberi yang terbaik untukmu. Ingat, bahwa pacaran yang hanya untuk bersenang-senang, prinsipnya adalah "senang". Ketika pacaran (apalagi yang tidak serius) akhirnya menyakitimu.. Berarti sudah saatnya untuk dilepaskan.. Karena "senang" tidak berima dengan "sakit" :D
Menentukan pasangan : cinta dan cocok. Tidak bisa hanya cinta saja. Apakah cocok? Pikirkan juga, ke depan apakah banyak halangan? Ingat, perbedaan sekecil apapun bila diselami selama berpuluh-puluh tahun juga akan menjadi sangat berat. Mengangkat gelas berisi air yang hanya separuh penuh pun bisa saja membuat kita capek apabila diangkat selama 10 menit terus menerus, apalagi beban perbedaan yang harus ditanggung seumur hidup.
Bisakah kita tetap bertahan walaupun kita berbeda? BISA. NAmUN, kualitas pernikahan seperti apa yang kita harapkan? Apakah pernikahan yang damai? yang penuh konflik? yang selalu mengalah? yang berimbang? Semua itu bukan tidak mungkin terjadi, terutama karena kita adalah manusia yang mempunyai akal budi dan pengertian.
Lalu bagaimana caranya agar tidak salah pilih??
Hikmat.Tuhan memberi kita akal budi supaya kita bisa memilih dan memikirkan. Apakah ak bisa merasa damai? apakah aku bisa mengerti dia? Akankah kami berbahagia? bagaimana sisi negatifnya? bagaimana apabila terjadi konflik?
JANGAN TAKUT untuk meminta. Jika merasa tidak sanggup hidup miskin, misalnya, tidaklah salah untuk MEMINTA (bukan MEMAKSA). Mintalah pada Tuhan, niscaya Dia akan memberi yang terbaik sesuai dengan apa yang kau ingini. Tuhan bukanlah Tuhan yang tidak mengerti keinginan anak2Nya.
Selalu melihat ke semua aspek. Tidak baik hanya mendengar dari 1 sisi, dan itu juga berlaku dalam memilih pasangan. Jangan sampai kita dibutakan dan mempercayai dia 100% sebelum kita menikah. Ketahui sikap dia ke orang tua, ke teman-teman, ke mantan, ke semua. Ketahui segala tentang dia, jangan takut (tapi jangan memaksa juga). Apabila sudah serius ingin menikah, pasangan layak diberitahu segala yang ada. Bila belum siap jujur jangan dulu berhubungan, karena hubungan yang tidak didasari kepercayaan (dengan demikian, mencakup kejujuran) adalah hubungan palsu.
Untuk Pria :
Menjadi Pria harus bisa works the talk. Apa yang dia katakan dan janjikan pada pihak wanitanya? bisakah dia mewujudkan semua itu? Jika dahulu dia berjanji untuk menyayangi dirimu, lalu dia ingkar, maka dia bukanlah pria yang layak untukmu. Bahkan, dia belum layak untuk menyayangi orang.
Untuk Wanita :
Jangan mau mengalah demi penerus hubungan!!! Banyak sekali wanita-wanita yang terjerumus dan terjebak pada situasi ini, dimana untuk mempertahankan hubungan mereka memilih untuk disakiti daripada meninggalkan pihak prianya. Sadarlah, apabila kita disakiti, maka kita mengijinkan mereka untuk terus menyakiti kita, dan dengan kata lain, kita menyia-nyiakan apa yang Tuhan titipkan pada kita. Tuhan tidak menyetujui kita disiksa untuk hal yang sepele, terutama karena hal ingin mempertahankan hubungan. Hubungan tidak boleh berat sebelah. Apabila kita masih merasa sayang dan takut kehilangan, camkan hal ini "Tuhan sedang menyediakan yang lebih baik untuk kita, karena itu dia ingin kita melepaskan yang menyakiti kita." dan kalau ada kata-kata "tapi aku mau yang ini, walaupun dia tidak sempurna, dia bukan yang terbaik." dkk dll, ketahuilah, walaupun itu juga cinta, tapi itu menyakiti Tuhan karena kita tidak mempercayai pilihan Tuhan, dan malah memaksakan kehendak kita sendiri, dan berlaku egois. Lebih jauh lagi, hal tersebut sudah menunjukkan KETERIKATAN.. Ingat bahwa Tuhan membenci keterikatan pada APAPUN, termasuk pada pasangan kita. Bukan tidak boleh setia, tapi tidak boleh menuhankan pasangan. 2 hal yang berbeda antara setia dan menyembah.
Tidak ada alasan yang bisa melegalkan disakiti. Kebanyakan wanita merasa "namanya pacaran ya gini ini.. banyak sakitnya, ya sudah, harus bisa ngalah dkk dll.." TIDAK. Lebih baik single daripada berada bersama pasangan yang salah (tambahan dari pribadi : lebih baik gonta-ganti pacar daripada stuck dengan 1 yang salah dan berusaha mempertahankannya karena takut akan kata-kata orang. Screw them!)
Ingat! Cinta adalah MEMBERI. Siapkah kita memberikan dan menjalani living hell seperti ini seumur hidup kita? Sementara bila kita meninggalkan pasangan yang menyakiti kita, Tuhan akan memberi kita yang lebih baik dari dia. Dan HATI-HATI saat menerima. Jangan karena kenangan masa lalu, sungkan, teman, grogi, kaget, atau alasan aneh-aneh lainnya lalu menerima pihak pria. Lebih baik menolak dan sakit hanya 1-2 minggu daripada jadian dan akhirnya lebih sakit hati lagi karena kita pada akhirnya tidak bisa memberi cinta seperti yang diharapkan.
Apa Tujuan pacaranmu? Apakah hanya untuk kesenangan sesaat? ataukah untuk masa depan? Serius? Pikirkan matang-matang. Jadikan Tuhan kekasih utama mu. Kasihilah dia sebagai yang terutama, niscaya Tuhan akan memberi yang terbaik untukmu. Ingat, bahwa pacaran yang hanya untuk bersenang-senang, prinsipnya adalah "senang". Ketika pacaran (apalagi yang tidak serius) akhirnya menyakitimu.. Berarti sudah saatnya untuk dilepaskan.. Karena "senang" tidak berima dengan "sakit" :D